Selasa, 23 Juni 2020

makalah sastra angkatan pujangga baru

Sastra Angkatan Pujangga Baru
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah sastra

Dosen Pengampu : Sri Lestari, M.Pd.
Oleh :
Kelompok 5
Kurnia Fajar Atmaja (163151053)
Firda A’inanil Asyrofah (196151039)
Vinka Amylia (196151048)
2B
FAKULTAS ADAB DAN BAHASA
TADRIS BAHASA INDONESIA
IAIN SURAKARTA
2020

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Angkatan Pujangga Baru banyak dipengaruhi Angkatan 1880 dari Nederland, yang memiliki sifat keromantikan dan idealismenya yang tidaklah berlebihan. Sastrawan pendukung Angkatan Pujangga Baru adalah orang-orang yang banyak membaca, dan bacaan yang digeluti tentang perkembangan sastra dunia.
Angkatan Pujangga Baru bercorak romantis idealis, yang artinta kesusastraan yang diwujudkan sebagai buah kreativitas yang penuh keindahan dan sarat idealisme. Beberapa tokohnya terpengaruh romantisme Angkatan 1880 Negeri Belanda, yang berpendapat  untuk menjadikan bangsa yang maju mengeruk roh Barat, menomorwahidkan individualisme, intelektualisme, dan materialisme seperti Sutan Takdir.
Rumusan Masalah
Bagaimana sejarah munculnya Sastra Angkatan Pujangga Baru?
Apa ciri-ciri Sastra Angkatan Pujangga Baru?
Siapa saja pelopor Angkatan Pujangga Baru?
Apa saja karakteristik sastra Angkatan Pujangga Baru?
Siapa saja tokoh dalam Sastra Angkatan Pujangga Baru?
Bagaimana contoh bentuk karya dalam Sastra Angkatan Pujangga Baru?
Tujuan
Untuk mengetahui sejarah munculnya Sastra Angkatan Pujangga Baru.
Untuk mengetahui ciri-ciri dalam Sastra Angkatan Pujangga Baru.
Untuk mengetahui pelopor Angkatan Pujangga Baru
Untuk mengetahui karakteristik sastra Angkatan Pujangga Baru
Untuk mengetahui tokoh-tokoh dalam Sastra Angkatan Pujangga Baru.
Untuk mengetahui bentuk karya dalam Sastra Angkatan Pujangga Baru.
MANFAAT
Agar mahasiswa mengetahui tentang sejarah terbentuknya atau munculnya angkatan pujangga baru, juga agar mahasiswa mengetahui ciri-ciri dalam sastra angkatan pujangga baru. Guna memberi kefahaman mahasiswa mengenai pelopor angkatan pujangga baru, karakteristik sastra angkatan pujangga baru, dan untuk memberi kefahamaan mahasiswa mengenai tokoh-tokoh sastra angkatan pujangga baru

BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah Angkatan Pujangga Baru
Terciptanya suatu angkatan di dalam kesusastraan selalu mendukung karakteristik tertentu, karena jika pada suatu masa timbul suatu kelompok kerja yang mendukung karakteristik yang berbeda dari yang telah ada menjadi petunjuk timbul angkatan baru. Berdiri dan berkembangnya Angkatan Balai Pusataka, ternyata disambung dengan berdiri dan berkembangnya Angkatan Pujangga Baru.
Pada Angkatan Balai Pustaka menyandarkan karakteristik pertentangan adat kaum muda dan kaum tua serta kawin paksa dalam roman-romannya. Para pelopor Angkatan Pujangga Baru punya tekad bahwa bahasa dan kesusastraan Indonesia harus dibuat maju, berkembang, membawakan ciri ke-Indonesiaan yang lebih merdeka, dinamis, dan intelektual.
Angkatan Pujangga Baru dimotori oleh Sutan Takdir Alisyabana, Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Selain itu, diperkuat oleh Sanusi Pane,Y.E. Tatekeng, Asmara Hadi, Selasih dan Fatimah H.Delais. Lewat majalah Pujangga Baru, para sastrawan memberikan nafas kebaruan dan gelora juang merdeka. Terutama pendiri majalah tersebut yang aktif menulis untuk majalah tersebut.
Sutan Takdir merupakan tokoh yang sangat energik dalam majalah Pujangga Baru, bahkan semangat kerjanya itu tetap keras mengebu-ngebu hingga akhir hayatnya. Ia mempunyai konsep, bahwa kalau kita ingin maju, ingin modern, maka kita harus mau menggali tenaga dan harus mau banyak belajar dari Barat.
Amir Hamzah dan Armijn Pane lebih berpaling pada dunia Timur. Ke-Indonesiaan menurut mereka, haruslah berakar pada budaya asli yang menyandarkan pada potensi kerohanian dalam memburu materi atau menjadi materialistik. Faktor perasaan jangan sampai ditinggalkan dan kehidupan akhirat pun harus pula dipikirkan.
Sanusi Pane menginginkan keseimbangan antara Barat dan Timur, menurutnya cara berpikir Indonesia merupakan gabungan antara Arjuna yang suka mengolah kehidupan spiritual dan Faust, yang memiliki semangat keduniaan yang tinggi.
Pencetus konsepsi-konsepsi tersebut adalah para sastrawan yang aktif menciptakan di dalam karya-karya mereka. Keempat motor Pujangga Baru itu cukup konsisten dengan prinsip mereka, seperti Sutan Takdir menciptakan roman-roman Dian yang Tak Kunjung Padam, Anak Perawan Di Sarang Penyamun serta karya yang terbaik, Layar Terkembang. Sutan Takdir yakin bahwa karya sastra juga memiliki fungsi didaktis yang sanggup menciptakan perubahan sosial.
Amir hamzah tampil dengan dua kumpulan sajaknya, Buah Rindu dan Nyanyi Sunyi. Amir mampu menggali khazanah lama dari bahasa Melayu dan Kawi, untuk diubahnya menjadi sajak-sajak yang puitis. Puisi-puisi Amir Hamzah adalah kerinduan tiada berujung, elegi seorang manusia yang haus kasih Tuhan dan cinta.
Belenggu karya Armijn Pane mengungkapkan kehidupan yang realistik di dalam ungkapannya yang secara mendalam mengenai intrik-intrik sebuah rumah tangga, hadirnya pihak ketiga, persoalan psikologi dan penyesalan cerita yang justru terpulang kepada pembaca. Sementara Sanusi Pane, Banyak Sekali menulis soneta ynag kemudian dihimoun dalam Puspa Mega. Sanusi Pane mengarang sebuah naskah drama dengan latar India, dengan yang mempunyai pikiran baru tentang idealismenya sendiri yang berjudul Manusia Baru.
Angkatan Pujangga Baru banyak dipengaruhi Angkatan 1880 dari Nederland yang memiliki sifat keromantikan dan idealisme, yang berarti kesusastraan diwujudkan sebagai buah kreativitas yang penuh keindahan dan sarat idealisme. Beberapa tokohnya terpengaruh dengan romantisme Angkatan 1880 Negeri Belanda.
Ciri Karya Satra Angkatan Pujangga Baru
Bentuknya rapi dan simestris,
Mempunyai persajakan akhir (yang teratur),
Banyak menggunakan pola sajak pantun dan syair, meskipun ada pola lainnya,
Sebagian besar puisi empat seuntai,
Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis), dan
Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
Angkatan Pujangga Baru dan Pelopornya
Sebuah angkatan sastra dilatarbelakangi ide yang merupakan antithesis dari ide sebelumnya. Sebuah ide merupakan motor penggerak sebuah pergerakan yang  keluar dari manusia tertentu. Hal ini juga terjadi pada pujangga baru.
Pujangga baru di pelopori oleh empat tokoh yaitu; Sutan Takdir Alisyahbana, Sanusi Pane, Armyn Pane, dan Amir Hanzah. Corak dan aliran pujangga baru nampak pada corak dan aliran keempat tokoh.
Karakteristik Sastra Angkatan Pujangga Baru
karya-karya angkatan pujangga baru meliputi berbagai genre sastra. Karya-karya sastra tersebut dalam bentuk prosa, puisi, dan drama. Selain itu terdapat pula essay dan kritik. Namun, dua yang terkhir tidak akan dibahas pada bab ini.
Puisi
Karakteristik puisi pada angkatan ini dibagi menjadi dua unsur yaitu unsur estetik dan ekstraekstik
Unsur estetik
Karakteristik unsur estetik puisi pada angkatan pujanggja baru sebagai berikut:
Puisi mulai meninggalkan konvensi puisi lama, pantun dan syair. Namun dalam berbagai sisi, gaya lama tetap digunakan tapi tidak dengan kaku, seperti pada kutipan puisi karya Amir Hamzah yang berjudul “Barangkali”
Puisi jenis soneta mulai dikenal dan ditulis sastrawan pada masa itu
Puisi jenis balada tidak terlalu signifikan
Pilihan kata-katanya diwarnai dengan kata-kata yang indah
Bentuknya simestris; ada periodisitas dari awal sampai akhir sajak, tiap barisnya pada umunya terdiri atas dua periodus dua kata
Gaya ekspresi aliran romantik tampak dalam gaya pengucapan perasaa; pelikisan alam indah, tentram, dan sebagainya
Gaya sajak diafan atau polos, hubungan antara kalimat jelas, kata-katanya serebal, hampir tak digunakan kata-kata yang ambigu seperti simbolik dan metafora implisit
Persajakan merupakan saran kepuitisan utama.
Prosa
Prosa pada pujangga baru terdiri atas roman, novel. Dan cerpen. Pada masa ini, roman dan novel dianggap sama atau tidak terlalu dibedakan. Roman dan novel keduanya adalah prosa yang panjang yang berdasarkan ciri-cirinya tidak terlalu berbeda secara struktur.
Unsur Estetika
Karakteristik unsur ekstraestika puisi pujangga baru sebagai berikut;
Alur lurus
Teknik perwatakan sudah mulai degan watak bulat; teknik perwatakan tidak analisis langsung seperti roman balai pustaka
Tidak banyak digresi seperti roman balai pustaka sehingga alurnya menjadi lebih erat
Pusat pengisahan denga orang ketiga objektif
Gaya romantik
Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia di bandingkandengan bahasa balai pustaka yang menggunakan bahasa melayu tinggi,
Gaya bahasa yang digunakan tidak menggunakan perumpamaan klise
Tidak lagi menyitir peribahasa seperti pada balai pustaka.
Unsur Ekstraestika
Karakteristik unsur ekstraestika puisi pujangga baru
Masalahnya bersangkutan dengan kehidupan masyarakat kota
Ide nasionalisme dan cita-cita kebangsaan banyak mewarnai kesastraan pujangga baru
Bersifat didaktis
Bersifat romantis idelistis
Drama
Drama dalam angkatan ini tidak begitu dominan. Drama pada jaman ini bertema tentang kebesaran sejarah indonesia yang sesuai dengan gerakan pujangga baru yang memperjuankan kebangsaan indonesia.
Tokoh Karya Sastra Angkatan Pujangga Baru
Sutan Takdir Alisyahbana
Ia lahir di Sumatra Utara,11 Februari 1908 dan meninggal pada 17 Juli 1986. Ia adalah seorang ilmuwan dan filsuf bergelar sarjana hukum, doktor (honoris causa) dan professor. Ia sangat terkenal dengan roman bertenda Layar Terkembang (1936). Roman-romannya yang lainnya adalah Dian yang Tak Kunjung Padam (1932), Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940) dan Tebaran Mega (1935) yang merupakan kumpulan sajak yang menandai kepenyairannya.
Pada pascakemerdekaan, Sutan Takdir ikut memasang bintang-bintang di pelataran langit kesusastraan Indonesia dengan dua romannya. Kedua romannya masing-masing lebih dari 500 halaman Grota Azura (tiga jilid,1970-1971), Kalah dan Menang (1978), serta kumpulan sajak Lagu Pemacu Ombak (1978).
Selain sebagai ilmuan, Sutan takdir Alisyahbana membuat karya tulis :
Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia (1936),
Puisi Lama (bunga rampai, 1941), dan
Puisi Baru (bunga rampai, 1946).
Amir Hamzah
Ia dilahirkan di Sumatra Utara, 23 Februari 1911 dan gugur pada suatu revolusi sosial di Sumatra Utara pada Maret 1946. Amir Hamzah mewariskan kumpulan-kumpulan sajaknya : Buah Rindu, Nyanyi Sunyi dan Setanggi Timur (sajak terjemahan penyair-penyair Asia tempo dulu) serta Sastra Melayu dan Raja-rajanya.
Amir Hamzah memperoleh Satya Lencana Kebudayaan pada 1969 atas antologi puisinya Nyanyi Sunyi. Pada 10 November 1975, secara anumerta Amir Hamzah diangkat sebagai pahlawan nasional. Pengangkatan tersebut didasarkan pada jasanya terhadap Republik dalam menentang penjajah Belanda melalui Perhimpunan Pemuda Indonesia yang diketahui di Solo.
Sanusi Pane
Ia dilahirkan di Muara Sipongi Sumatra Utara, 14 November 1905 dan meninggal di Jakarta 2 Januari 1968. Ia menuliskan naskah-naskah drama “Sandyakalaning Majapahit”. “Kertadjaya” dan cerita besar berlatar negerinya Rabindranath Tagore, Manusia Baru. Sebagai penyair, Sanusi Pane menulis antologi sajak Madah Kelana dan Puspa Mega. Karya lainnya yaitu Pancaran Cinta (1926), Airlangga (dalam bahasa Belanda), Sejarah Indonesia (1942), Indonesia Sepanjang Masa (1952), Bunga Rampai dari Hikayat Lama (1946).
Armijn Pane
Ia adalah adik kandung dari Sanusi Pane yang Lahir di Muara Sipongi, 18 Agustus 1908 dan meninggal di Jakarta pada 11 Februari 1970. Ia terkenal dengan roman psikologinya yang sempat mencengangkan masyarakat yang moralis dan pernah terpalang Nota Rinkes, karena terlalu beraninya menuliskan tulisan yang berjudul Belenggu.
Armijn juga menuliskan Jinak-Jinak Merpati (kumpulan cerpen), Gamelan Jiwa dan Jiwa Berjiwa (keduanya kumpulan puisi). Ia juga menuliskan kumpulan cerpen Kisah antara Manusia (1953), serta menerjemahkan Surat-surat R.A Kartini untuk Ny. Abendanon dan sahabat Kartini yang lain, menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang (1968) dan novel Membangun Hari Kedua (1956, dari karya Ilya Ehrenburg).
Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)
Ia dilahirkan di Maninjau, Sumatra Barat, 16 Februari 1908 dan meninggal di Jakarta 24 Januari 1981. Ia terkenal dengan karya sastra romantiknya, bahasanya indah mendayu-dayu, cerita-ceritanya mealnkolis penuh linangan air mata. HAMKA yang juga wartawan, dikenal sebagai ulama besar tasawuf, tokoh Muhammadiyah. Ia pernah menjadi ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode awal, pendiri dan pemimpin majalah Panji Masyarakat sampai akhir hayat.
HAMKA merupakan figur otodidak, yang hanya belajar agama dan bahasa Arab di Sumatra Thawalib Bukittinggi dengan Dr. Karim Amrullah, ayah kandungnya serta H.O.S Tjokroaminoto, tokoh Pergerakan Nasional Indonesia yang juga menjadi guru Bung Karno di Surabaya. HAMKA memperoleh gelar doktor (honoris causa) dan professor dengan karya-karya :
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk (roman adat),
Di Dalam Lembah Kehidupan (kumpulan cerpen), dan
Di Bawah Lindungan Ka’bah (roman sosial).
Bentuk Karya Sastra Angkatan Pujangga Baru
Teratai
Karya : Sanusi Pane (buat Kihajar Dewantara)

Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu

Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun berseri Laksmi mengarang
Biarpun dia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia

Teruslah O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman

Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau pun turut menjaga zaman

Menuju Ke Laut
Karya : Sutan Takdir Alisyahbana

Kami telah meninggalakan engkau,
Tasik yang tenang, tiada beriak,
Diteduhi gunung yang rimbun
Dari angin dan topan,
Sebab sekali kami terbangun
Dari mimpi yang nikmat;

“Ombak ria berkejar-kejar
Di gelandangan biru bertepi langit.
Pasir rata berulang dikecup,
Tebing curam ditantang diserang,
Dalam bergurau bersama angin,
Dalam berlomba bersama mega”.

Sejak itu jiwa gelisah.
Selalu berjuang, tiada reda.
Ketenangan lama rasa beku,
Gunung pelindung rasa pengalang.
Berontak hati hendak bebas,
Menyerang segala apa mengadang.

Gemuruh berderau kami jatuh,
Terhempas berderai mutiara bercahaya
Gegap gempita suara mengerang,
Dahsyat bahana suara menag.
Keluh dan gelak silih berganti
Pekik dan tempik sambut menyambut.
Tetapi betapa sukarnya jalan,
Badan terhempas, kepala tertumpuk,
Hati hancur, pikiran kusut,
Namun kembali tiadalah ingin,
Ketenangan lama tiada diratap.
.....................
Kami telah meninggalkan engkau,
Tasik yang tenang, tiada beriak,
Diteduhi gunung yang rimbun
Dari aingin dan topan
Sebab sekali kami terbangun
Dari mimpi yang nikmat.

Padamu Jua
Karya : Amir Hamzah

Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kambali aku padamu
Seperti dulu

Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu

Satu kasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa

Di mana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kala merangkai hati

Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila sasar
Sayang berulang padamu juga
Engkau pelik menarik ingin

Serupa dara di balik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu-bukan gilirannya
Mati hari-bukan kawanku

BAB III
SIMPULAN

Puisi pujangga baru merupakan pendobrakan terhadap puisi Melayu Lama yang tradisional dan sangat terkait oleh aturan yang ketat. Akan tetapi, puisi Pujangga Baru masih meneruskan tradisi dan konsep estetik puisi Melayu Lama. Hal ini tampak dalam tradisi bahwa puisi itu terikat jumlah baris sajak terakhir. Hanya saja, Pujangga Baru banyak membuat variasi baru. Muatan lama yang pada umumnya bersifat pragmatik dan tidak menunjukkan individualistas penyairnya, disamping oleh puisi pujangga baru yang merupakan lirik pribadi. Puisi Pujangga Baru mencerminkan sikap individualitas penyairnya.

Daftar Pustaka

Mujiyanto Yant & Amir Fuady, Kitab Sejarah Sastra, Ombak : 2014
Rachmat Djoko Pradopo, Puisi Pujangga Baru : Konsep Estentik Orientasi, dan Strukturnya. Humaniora Volume XIII, No. 1/2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar